Bisnis, Jakarta - PT PLN (Persero) akan menambah penggunaan energi terbarukan di sejumlah pembangkit. Direktur Pembinaan Pengusaha Batubara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara, Sri Rahardjo mengatakan, pemerintah mendorong agar penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) semakin meningkat dari waktu ke waktu.

"Target kami (penggunaan energi terbarukan) sekitar 23 persen pada 2025. Oleh sebab itu dalam Peraturan Menteri No. 12 tahun 2017, PLN diwajibkan menyerap produksi listrik dari pembangkit sumber energi terbarukan," ujar Sri dalam diskusi "Mencari Win-win Solution Antara Ketahanan Energi Nasional dengan Pertumbuhan Hijau" yang diselenggarakan PT Tempo Inti Media di Jakarta, Rabu, 30 Agustus 2017.

Simak: Jaga Pasokan, PLN Bakal Akuisisi Tambang Batu Bara

Kepala Divisi Energi Baru dan Terbarukan PT PLN Tohari Hadiat mengatakan PLN akan membangun pembangkit listrik tenaga surya yang totalnya berkapasitas 45 megawatt untuk mendorong pengembangan energi baru terbarukan. Pembangkit tersebut akan dibangun di Lombok yaitu 4 pembangkit dengan kapasitas masing-masing 5 megawatt, Gorontalo 10 megawatt dan Minahasa 15 megawatt. Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya seluruhnya menghabiskan investasi sebesar US$ 45 juta.

Awal Agustus 2017, PLN telah meneken kontrak jual beli listrik dengan 53 perusahaan pengembang energi terbarukan. Total kapasitas pembangkit listrik yang ditandatangani sebesar 350 Mega Watt (MW) yang tersebar di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Upaya ini pun masuk dalam bagian dari proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW yang dicanangkan pemerintah.

Pembangkit itu antara lain, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm), dan sebagainya.

ALFAN HILMI