http://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1387600

Aktual

Kamis, 31 Agustus 2017

Riset: Orang yang Jalannya Lambat Rentan Kena Serangan Jantung

Tekno, Leicester - Hasil riset terbaru soal penyakit jantung terbaru diterbitkan dalam European Health Journal edisi 21 Agustus 2017. Studi berjudul "Association of walking pace and handgrip strength with all-cause, cardiovascular, and cancer mortality: a UK Biobank observational study" ini melihat asosiasi kecepatan berjalan dengan risiko terkena penyakit jantung.

Studi ini dikerjakan selama enam tahun oleh tim ilmuwan dari University of Leicester, Inggris. Mereka mengungkap, orang yang berjalan lambat berisiko meninggal lantaran penyakit jantung sekitar dua kali lipat ketimbang mereka yang berjalan cepat. Dalam studi ini tim melibatkan 420 ribu responden dewasa sehat di Inggris.

Tim menghitung beberapa faktor dan menghubungkan dengan serangan jantung. Di antaranyakebiasaan berolahraga, program diet, kebiasaan merokok, dan alkohol. Tim yang dipimpin Tim Yates, peneliti kardiovaskular dan diabetes, ini juga melakukan uji laboratorium untuk mengetahui tingkat kebugaran peserta.

Baca: Hasil Riset: Cokelat Bisa Bantu Obati Diabetes

Yang perlu digarisbawahi adalah tak satupun di antara para responden mengidap penyakit jantung. Selama studi berlangsung, 8.600 responden meninggal dunia. Sebanyak 1.650 di antaranya meninggal lantaran penyakit jantung. Dan para mendiang tersebut diketahui sebagai orang-orang yang memiliki kecepatan berjalan lambat.

"Banyak kesimpulan yang bisa diambil. Tapi yang paling relevan dan terkait dengan penyakit jantung adalah kecepatan berjalan yang lambat menunjukkan Anda memiliki kebugaran fisik rendah," ujar Yates, seperti dikutip dari laman berita Live Science. Tim mengungkap, kebugaran dan indeks massa tubuh (BMI) yang rendah dipercepat dengan hilangnya massa otot akibat penuaan.

Lantas, bagaimana agar tubuh tetap bugar dan terhindar dari serangan jantung? Yates menjawab, latihlah tubuh Anda agar memiliki kebugaran yang stabil. "Juga, banyak berjalan agar tubuh dan jantung Anda terlatih," katanya. Jawaban tersebut memang terdengar sederhana, tapi Yates menekankan yang sulit adalah memupuk semangat untuk membuat tubuh kita terus aktif.

Baca: Hasil

Tekno, Leicester - Hasil riset terbaru soal penyakit jantung terbaru diterbitkan dalam European Health Journal edisi 21 Agustus 2017. Studi berjudul "Association of walking pace and handgrip strength with all-cause, cardiovascular, and cancer mortality: a UK Biobank observational study" ini melihat asosiasi kecepatan berjalan dengan risiko terkena penyakit jantung.

Studi ini dikerjakan selama enam tahun oleh tim ilmuwan dari University of Leicester, Inggris. Mereka mengungkap, orang yang berjalan lambat berisiko meninggal lantaran penyakit jantung sekitar dua kali lipat ketimbang mereka yang berjalan cepat. Dalam studi ini tim melibatkan 420 ribu responden dewasa sehat di Inggris.

Tim menghitung beberapa faktor dan menghubungkan dengan serangan jantung. Di antaranyakebiasaan berolahraga, program diet, kebiasaan merokok, dan alkohol. Tim yang dipimpin Tim Yates, peneliti kardiovaskular dan diabetes, ini juga melakukan uji laboratorium untuk mengetahui tingkat kebugaran peserta.

Baca: Hasil Riset: Cokelat Bisa Bantu Obati Diabetes

Yang perlu digarisbawahi adalah tak satupun di antara para responden mengidap penyakit jantung. Selama studi berlangsung, 8.600 responden meninggal dunia. Sebanyak 1.650 di antaranya meninggal lantaran penyakit jantung. Dan para mendiang tersebut diketahui sebagai orang-orang yang memiliki kecepatan berjalan lambat.

"Banyak kesimpulan yang bisa diambil. Tapi yang paling relevan dan terkait dengan penyakit jantung adalah kecepatan berjalan yang lambat menunjukkan Anda memiliki kebugaran fisik rendah," ujar Yates, seperti dikutip dari laman berita Live Science. Tim mengungkap, kebugaran dan indeks massa tubuh (BMI) yang rendah dipercepat dengan hilangnya massa otot akibat penuaan.

Lantas, bagaimana agar tubuh tetap bugar dan terhindar dari serangan jantung? Yates menjawab, latihlah tubuh Anda agar memiliki kebugaran yang stabil. "Juga, banyak berjalan agar tubuh dan jantung Anda terlatih," katanya. Jawaban tersebut memang terdengar sederhana, tapi Yates menekankan yang sulit adalah memupuk semangat untuk membuat tubuh kita terus aktif.

Baca: riset menarik lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.

EUROPEAN HEALTH HOURNAL | LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB