Dunia, Mekah - Sebanyak 7 wanita Arab Saudi bertugas di bagian call center darurat untuk pelaksanaan1,73 Juta Calon Jemaah Haji Tiba di Arab Saudi

Mereka memverifikasi lokasi dan permintaan pemanggil yang dikaitkan dengan kebakaran, kejahatan, penyakit atau kecelakaan lalu lintas.

Saudi dinilai telah melakukan perubahan besar  dengan membuka lebih banyak kesempatan kepada wanita untuk kegiatan publik. Sikap Saudi yang membuka diri ini dinilai sebagai bagian dari visinya untuk tidak terlalu mengandalkan sumber minyak dan mentransformasikan masyarakat. Selama ini sekitar 60 persen pendapatan Saudi bergantung pada minyak.

Baca: Panas di Arab Capai 50 Derajat C, 68 Calon Haji Indonesia Tumbang

"Wanita Saudi bekerja di berbagai bidang, sehingga mereka dapat bekerja di sektor keamanan," Baara al-Shuwaibi, 31, yang belajar bahasa Inggris di Universitas Makkah, kepada Reuters.

Ketujuh wanita  yang bertugas di call center darurat dapat berbicara bahasa Inggris dan telah dilatih sebelum memulai pekerjaan mereka. Puluhan pegawai laki-laki melakukan tugas yang sama di ruangan terpisah.

Mayor Jenderal Abdel Rahman al-Saleh, yang mengoperasikan call center darurat  mengatakan, ada sekitar 65.000 panggilan setiap hari selama musim haji, 50 persen lebih tinggi dari hari normal. Sehingga butuh tenaga kerja khusus untuk ibadah haji.

Baca: Arab Saudi Bebaskan Perempuan Pemakai Rok Mini

"Ada juga rencana untuk meningkatkan jumlah karyawan wanita dan menawarkan pelatihan lebih lanjut kepada mereka," kata Abdel Rahman, seperti yang dilansir Reuters pada 30 Agustus 2017.

Hassa al-Badi, yang mengelola call center darurat selama ibadah haji mengatakan, penelepon wanita kadang-kadang diminta untuk berbicara dengan petugas wanita karena sensitivitas permintaan mereka.
REUTERS|EURONEWS|YON DEMA