Bisnis, Jakarta - Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Alex J. Sinaga menyebutkan pemulihan satelit Telkom 1 untuk penyediaan transponder pengganti hingga tadi pagi sudah mencapai 100 persen. “Secara keseluruhan, baik penyediaan transponder dan repointing antena ground segment, telah mencapai 55 persen,” ujar Alex seperti dikutip dari siaran pers, Rabu, 30 Agustus 2017.
Perbaikan secara keseluruhan tersebut akan terus dilakukan oleh Telkom secara bertahap hingga 10 September nanti. Untuk mengejar pemulihan satelit yang mengalami gangguan sejak akhir pekan lalu tersebut, Telkom mengerahkan lebih dari seribu personil. Para teknisi itu dikerahkan 7x24 jam untuk fokus menyelesaikan target yang dicanangkan jajaran direksi Telkom tersebut.
Lebih jauh Alex meminta seluruh anak buahnya untuk fokus pada upaya percepatan migrasi pelanggan, baik penyiapan transponder pengganti maupun repointing antena pelanggan. "Pemulihan Telkom 1 dilakukan dengan memigrasikan pelanggan ke Telkom 2, Telkom 3S, dan satelit lainnya," ujarnya.
Sejak akhir pekan lalu, satelit Telkom 1 milik PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk mengalami gangguan. Beberapa bank yang menggunakan jasa satelit Telkom 1 dalam jaringan ATM-nya pun terkena imbas, seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan lain sebagainya.
Untuk mengantisipasi gangguan tersebut, Bank Mandiri berencana memindahkan layanan banknya ke jaringan global system for mobile communications (GSM). Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas berujar, dari 17 ribu mesin ATM Mandiri di seluruh Indonesia, ada 13 persen atau sekitar 2 ribu ATM Bank Mandiri yang terkena dampak terganggunya Satelit Telkom 1.
Berbeda dengan Bank Mandiri, BRI yang telah meluncurkan satelitnya sendiri pada 2016 lalu akan mempercepat proses migrasi seluruh layanan unit ke jaringan satelitnya, BRISat. Sekretaris Perusahaan BRI Hari Siaga Amijarso mengatakan, akibat gangguan tersebut, ada 300 dari 24 ribu ATM BRI di seluruh Indonesia berstatus berada di luar jaringan (luring).
ANGELINA ANJAR SAWITRI