Bisnis, Bali - Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, mengatakan pertemuan tahunan Annual Meeting IMF-Dunia 2018 akan dijadikan kesempatan menunjukkan keberhasilan Indonesia bangkit dari krisis moneter 1997-1998.

"Kami akan sampaikan kemajuan-kemajuan yang dialami Indonesia pasca krisis," katanya pada saat ditemui di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Jumat, 25 Agustus 2017.

Baca: Bank Dunia Minta Indonesia Tak Istimewakan BUMN 

Agus Marto menuturkan pandangan dan fokus dunia benar-benar tertuju kepada negara penyelenggara terkait acara ini. Indonesia, kata Agus Marto, juga ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa kawasan ekonomi ASEAN berkembang.

Indonesia menjadi tuan rumah Annual Meeting IMF-World Bank 2018, dan akan digelar di Bali pada tahun depan. Indonesia merupakan negara ASEAN keempat yang menjadi tuan rumah acara ini setelah Filipina pada 1976, Thailand pada 1991, dan Singapura pada 2006.

Baca: Bertemu Jokowi, Bank Dunia Bahas Bantuan untuk RI

Pertemuan ini merupakan pertemuan rutin IMF-BankDunia, yang akan dihadiri Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 189 negara. Mereka akan membicarakan sektor keuangan dan perekonomian dunia. Diperkirakan pertemuan ini akan menghadirkan 15 ribu orang selama penyelenggaraan.

Menurut Agus Marto Indonesia setelah krisis 1998 sudah berubah. Dahulu, semua serba tersentralisasi di Jakarta, namun sekarang semua pemerintah Kabupaten dan Kota sudah dipilih secara langsung oleh masyarakat.

Selain itu, Indonesia selama tiga tahun terakhir pertumbuhan ekonominya berada pada kisaran 5 persen dan inflasi di bawah 3 persen, padahal kondisi pertumbuhan perekonomian global masih lambat.

Agus Marto mengungkapkan forum Annual Meeting IMF-World Bank 2018 pasti membicarakan perkembangan ekonomi dan keuangan dunia, serta tantangan dan cara mengatasinya. "Akan bicarakan stabilitas keuangan, pendidikan, lapangan kerja sampai isu perubahan iklim."

DIKO OKTARA