Nasional, Yogyakarta - Analisis mengenai dampak lingkungan atau amdal pembangunan bandar udara baru New Yogyakarta Internasional Airport di Kulon Progo, dipertanyakan.

Saat seminar Bandara Yogya Mulai Digarap, 9 Warga Tetap Tak Mau Pindah

"Lokasi bandara menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) rawan tsunami, apakah ini sudah dikaji. Amdalnya apakah sudah selesai. Jika tidak ada Amdalnya maka bandara ini bodong," kata salah satu peserta seminar yang diadakan oleh alumni Kolese De Brito, I Gede Jaya Mahardika, Jumat, 25 Agustus 2017.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi langsung menjawab pertanyaan aktivis lingkungan ini dengan mengibarakan sebuah mobil, dirinya adalah pedal gas.

Yaitu pedal yang tugasnya untuk ngebut laju kendaraan. “Jika pada mobil adal pedal gas dan rem. Saya selalu ditakdirkan sebagai pedal gas. Anda dan kelompok yang peduli dengan lingkungan adalah aset bangsa yang memberikan keseimbangan. Dan anda adalah remnya,” kata Budi.

Dia kemudian menyatakan, pihaknya bersama PT Angkasa Pura dan berbagai pihak sudah melakukan berbagai kajian dan perhitungan terkait dampak lingkungan serta risiko tsunami yang akan terjadi dalam rencana pembangunan bandara batu yang dikenal dengan singkatan NYIA itu.

Detail rencana proyek beserta semua persyaratannya semua ada, dan masyarakat dipersilahkan untuk melihatnya di PT Angkasa Pura. Sebagai gas, kata dia pemikiran-pemikiran seperti itu sudah dipikirkan sejak lama sehingga masyarakat tidak perlu kuatir.

Pembangunan bandara baru ini ditargetkan selesai pada 2019. Dana pembangunan sepenuhnya bukan dari pemerintah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Simak : Bandara Kulon Progo Beroperasi, Adi Sutjipto Jadi Bengkel Pesawat

Harapannya, kehadiran bandara NYIA ini mampu mendukung masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya untuk maju sebanding dengan Bali maupun luar negeri.

Dengan adanya bandara baru di Yogyakarta ini, maka pesawat terbang dari luar negeri yang berbadan besar bisa langsung. Seperti di Bali. Selain lokasi wisata di Yogyakarta, Borobudur yang berada di Magelang menjadi salah satu magnet luar biasa untuk menggaet para wisatawan luar negeri.

Penumpang pesawat terbang di Bandara Adisutjipto tiap tahun selalu meningkat. Bahkan mencapai 7, 2 juta. Sedangkan bandara itu tergolong kecil dan masih menjadi pangkalan udara TNI Angkatan Udara. 

Selain itu, kata Budi Karya, Kementerian Perhubungan juga menargetkan jalur kereta api cepat yang menghubungkan Jakarta-Surabaya rampung. Demikian juga dengan tol trans Jawa yang di awal 2018 sudah menghubungkan Jakarta-Surabaya, dan dilanjut ke Banyuwangi pada tahun berikutnya.
Baca juga : Presiden Jokowi: Bandara Kulon Progo Sudah Diramal Leluhur

Khusus perkeretaapian, saat ini difokuskan di Jawa dan Sumatera. Sedangkan Kalimantan, Sulawesi dan Papua ditunda mengingat faktor jumlah dan pesebaran penduduk.

Karena pembiayaan pembanguan bandara itu tidak menggunakan APBN, salah satu bank yaitu Bank Central Asia (BCA) menyiapkan dana Rp 800 miliar untuk menunjang pembangunannya.

Bahkan dana itu bisa lebih sambil melihat perkembangannya. "Kami siapkan Rp 800 miliar, bisa lebih, kami lihat perkembangannya," kata Komisaris Independen BCA, Cyrillus Harinowo L di sela-sela seminar.

MUH SYAIFULLAH