Bisnis, Jakarta - Menteri Susi Pudjiastuti mendesak pengelola jasa keuangan agar mempermudah masyarakat, terutama petani dan nelayan, dalam pengajuan pinjaman demi program pengentasan kemiskinan.

“Di daerah banyak institusi keuangan yang seperti mercusuar. Jadi petani dan nelayan itu takut untuk masuk ke dalam bank. Jadi apa salahnya kalau kita yang menjemput bola?” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di sela-sela acara penandatangan kerja sama antara kementeriannya dan Bank Rakyat Indonesia serta Bank Negara Indonesia di kantornya, Jumat, 25 Agustus 2017.

Menteri Susi Pudjiastuti mengusulkan, bank mendekorasi tampilan kantor supaya lebih merakyat sehingga masyarakat tidak takut untuk datang ke bank. “Buat gerai yang cantik di Tempat Penampungan Ikan (TPI) yang bau dan kumuh. Kalau nelayan buka tabungan, kan uangnya masuk ke pihak bank juga.”

Kemudahan mendapatkan kredit pun harus diberikan kepada nelayan. Dia menyebut salah satu daerah yang mengalami masalah pendanaan adalah TPI Rembang. Menurut dia, bank bisa mendirikan semacam warung pendanaan, seperti halnya warung pulsa dan warung sembako. Namun, janganlah nelayan diberi kredit komersial dengan bunga terlalu tinggi. Maksimal bunga per tahun untuk mereka 6 persen. “Kalau memberi pinjaman tapi bunganya masih besar, bukan membantu yang kecil namanya,” kata Susi.

Ia lantas menjelaskan bahwa omset di TPI sudah jauh meningkat. Susi mencontohkan, TPI di daerah kampung halamannya, Pangandaran, yang dulunya hanya beromset Rp 40 – 50 miliar sekarang dalam 2 tahun sudah lebih dari Rp 100 miliar.

Kepada nelayan, Menteri Susi Pudjiastuti meminta mereka tak usah membawa uang pulang ke rumah. "Tapi bawa pulang buku tabungan. Tinggal gesek kalau butuh sesuatu,” ujar Susi.

MJ FIRMANSYAH | JOBPIE S