Bisnis, Jakarta -  Rumah123 mencatat angka penjualan properti di Indonesia, masih terus tumbuh meski diterpa isu melemahnya ekonomi dalam negeri. "Pertumbuhan penjualan properti masih naik. Tahun ini naik 2,8 persen dari GDP (Produk Domestik Bruto)," kata Contry General Manager Rumah123 Ignatius Untung dalam acara overview property report Semester 1 2017 di Alegro F-ktv Jakarta, Kamis, 24 Agustus 2017.

Untung menjelaskan, berdasarkan data yang diolah tim Business Intelligence Rumah123, tercatat ada peningkatan di sektor properti. "Bahkan, secara makro di situs Rumah123 jumlah pencarian, New listing dan sold masih tumbuh," kata Untung.

Untung mengatakan, data peningkatan itu tercatat mulai dari pencarian, pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR), sampai penjualan. Pada semester 1 2017, tercatat tren pencarian naik 64,95 persen dibandingkan semester 2 2016.

Sedangkan pertumbuhan dari tahun ke tahun  (year on year) juga masih cukup baik, dengan catatan pertumbuhan mencapai 48,30 persen. Adapun Rumah123 mempunyai lebih dari 750 ribu listing properti, yang saat ini jumlah kunjungannya mencapai 2,9 juta orang setiap bulannya dan mengakses 29 juta halaman.

"Artinya ada ketidakselarasan kabar (lesunya bisnis properti) yang dibandingkan dengan data yang dimiliki Rumah123," ujarnya.  Padahal, tahun ini beredar kabar banyak kios ritel yang tutup lantaran performa penjualan mereka menurun drastis. Sehingga, berhembus kabar bahwa ekonomi Indonesia melemah yang ditandai daya beli masyarakat.

Selain itu, momen ramadan dan Idul Fitri yang biasanya membuat tingkat konsumsi masyarakat melonjak, ternyata tidak memberikan pengaruh besar. Hal ini bisa dilihat dari Inflasi pada Juni 2017 yang hanya menyentuh angkat 0,69 persen secara bulanan. "Inflasi terkontrol hingga titik terendah selama tiga tahun terakhir."

Untung melihat bisnis properti masih akan meningkat sampai semester 1 2018. Sedangkan, di semester 2 pada 2018 sampai semester 2 tahun 2019, bisnis penjualan properti akan lesu karena ada pemilihan presiden dan anggota legislatif. "Sampai semester 1 2018 masih tinggi. Tapi setelah itu pengusaha akan mengerem karena ada pemilu," ujarnya.

IMAM HAMDI