Bisnis, Jakarta - Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Triawan Munaf mengatakan akan bertemu dengan perusahaan perangkat lunak Microsoft untuk membicarakan pengembangan industri game buatan Indonesia. Pertemuan itu bertujuan agar game buatan Indonesia bisa dipakai diproduk-produk Microsoft.
“Saya belum sempat bertemu dengan Microsoft padahal mereka sudah menunggu. Mudah-mudahan bulan September akan bertemu,” kata dia saat Korea Content Expo, di Jakarta International Expo, Kemayoran, Sabtu, 2 September 2017.
Triawan mengatakan sudah meminta pertemuan itu ke Microsoft, dua bulan lalu saat acara Game Prime 2017. Menurutnya, Microsoft menyambut baik permintaan itu. “Tinggal ketemu mereka dan akan segera mereka buka aksesnya karena pemerintah Indonesia yang minta,” kata dia.
Pasar game di Indonesia, kata Triawan, sebenarnya sangat besar. Kemampuan pembuat game di Indonesia, kata dia, juga sudah baik.
Bahkan, menurut Triawan, industri game menjadi sektor ekonomi kreatif unggulan Indonesia. Tapi dia menyayangkan produk game dalam negeri belum bisa menembus pasar Internasional. “Bahkan pasar game dalam negeri juga belum bisa kita kuasai.”
Namun ada penghambat perkembangan Industri game Indonesia yakni ekosistem bisnis game di Indonesia yang buruk. “Misalnya kita belum bisa menembus Microsoft, Xbox. Tapi ini sedang kita bicarakan, agar game Indonesia bisa dipakai di Microsoft, Xbox dan Nintendo,” kata dia.
Lebih lanjut, Triawan ingin agar industri kreatif Indonesia, seperti industri game dapat mencontoh industri serupa di Korea Selatan. Terutama dalam segi kreatifitas, disiplin dan strategi pemasaran.
Menurut Triawan, produk kreatif Korea bisa mendunia karena produk negeri itu sangat universal. “Tadi saya coba produk game asal Korea. Game itu sama sekali tidak keliatan bahwa itu produk Korea. Produknya sangat univesal. Kita juga harus buat game yang universal untuk menarik penggemar game dari luar negeri,” kata dia.
Triawan mengatakan industri kreatif Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang cukup besar. Potensi itu, kata dia, dapat dilihat dari nilai ekspor produk kreatif yang terus meningkat. Jumlah ekspor industri kreatif Indonesia pada pada 2016 mencapai Rp 250 triliun atau sekitar 13 persen dari total ekspor Indonesia.
ROSSENO AJI NUGROHO