Bisnis, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berencana mengembangkan pesawat N219 amfiibi. Pesawat akan dapat lepas landas dan mendarat dari darat maupun permukaan air sehingga bisa dimanfaatkan untuk wisata bahari.
Baca juga: Sukses Uji Terbang Perdana, Ini Keunggulan Pesawat N219
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Elfien Goentoro, mengatakan pesawat N219 versi amfiibi mampu lepas landas di bandara yang minim infrastruktur. Pengembangan N219 diklaim mampu mengurangi investasi untuk bandar udara. "Inovasi ini akan mengurangi biaya infrastruktur untuk pembuatan bandara," kata dia di Jakarta Convention Center, Kamis, 21 September 2017.
PT Dirgantara Indonesia menargetkan untuk menjangkau pasar pariwisata dengan N219. Salah satunya adalah penerbangan ke Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Lokasi tersebut merupakan salah satu spot menyelam terbaik dengan kekayaan spesies koralnya. "Namun Wakatobi masih kurang mendapat kunjungan jika dibandingkan dengan spot menyelam lainnya karena sulitnya akses penerbangan dan jarak tempuh yang jauh," kata Elfien.
Perjalanan menuju Taman Nasional Wakatobi dapat menggunakan pesawat komersil dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng menuju Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Perjalanan dilanjutkan menggunakan N219 menuju Bandara Maranggo di Pulau Tomia, Kabupaten Wakatobi. Panjang landasan Bandara Maranggo adalah 1.070 meter dan di ketinggian 52 mdpl.
Perjalanan juga bisa ditempuh melalui Bandara Haluoleo, Kendari menuju Bandara Matahora, Wakatobi. Panjang landasan bandara tersebut adalah 2.001 meter. Di kedua bandara ini lah, N219 versi amfibi bisa diandalkan.
Elfien mengatakan penambahan armada angkutan udara perlu diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan mobilisasi wisatawan ke berbagai destinasi wisata di Indonesia. Dia menuturkan, pesawat N219 hadir sebagai alat transportasi nasional karya anak bangsa.
VINDRY FLORENTIN