Bisnis, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan istri pendiri Microsoft Melinda Gates di New York bersama UN General Assembly di New York. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas mengenai inisiatif Pathways for Prosperity, sebuah kemitraan global untuk mengembangkan ide-ide baru mengenai masa depan pembangunan yang inklusif di era teknologi.
“Melinda bersama suaminya, Bill Gates, merupakan filantrofis yang cukup peduli melihat peran dan pengaruh teknologi dalam upaya akselerasi pembangunan. Mewakili Indonesia, saya bersama Strive Masiyiwa dari Zimbabwe, dipilih menjadi co-chairs inisiatif global ini selama 2 tahun ke depan,” tulis Sri Mulyani dalam aku pribadi Facebook dan Instagramnya, Kamis, 21 September 2017.
Baca juga: Sri Mulyani: Perlakuan Pajak Tiap Pekerja Seni Akan Dibedakan
Terdapat beberapa isu utama dalam pelaksanaan Pathways for Prosperity. Pertama Understanding Change, yaitu bagaimana memahami konteks perubahan dalam hubungan antara pertumbuhan inklusif dan perkembangan teknologi, khususnya bagi negara-negara late comer dalam pembangunan ekonomi.
Kedua Policy Response, tentang bagaimana penentu kebijakan dan semua pemangku kepentingan bersinergi dalam menyumbangkan ide, mengembangkan debat publik, dan membawa hasil penelitian terkini untuk membantu pemecahan masalah perubahan.
Terakhir adalah Society Readiness yaitu bagaimana menyiapkan masyarakat negara-negara berkembang untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Baca juga: Sri Mulyani: Pangkas Pos Anggaran, Penerimaan Terus Digenjot
“Sebagai seorang ekonom, dalam pertemuan tersebut saya berharap inisiatif ini bukan fokus untuk menghasilkan laporan saja tapi juga harus dapat membawa ide-ide baru, menyuburkan debat publik, mendorong riset dan aplikasinya yang membantu negara berkembang dalam menyiapkan diri menghadapi era perkembangan teknologi dengan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” kata Sri Mulyani.
Menurutnya dalam konteks kebijakan ekonomi, perlu kejelasan dalam memformulasikan kebijakan yang tepat, misalnya keterkaitan antara kebijakan di bidang perpajakan, di bidang belanja negara seperti mendorong pembangunan inklusif dalam hal cash transfer kepada rakyat miskin, bagaimana mendorong penciptaan tenaga kerja, dan lain-lain.
Baca juga: Penumpang Bertas Mahal Ditagih Bea Masuk, Ini Respons Sri Mulyani
“Jadi perlu kolaborasi tingkat nasional dan internasional yang baik. Intinya bagaimana menciptakan nilai tambah yang nyata sebagai hasil dari kemitraan ini,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani berharap kemitraan ini bisa membawa kontribusi nyata bagi negara berkembang sehingga dapat meningkatkan taraf hidup banyak manusia menjadi lebih baik.
HENDARTYO HANGGI