Nasional, Yogyakarta - Komplek Keben Keraton Yogyakarta pada tengah malam semakin disesaki warga dari berbagai daerah yang ingin ikut perayaan 1 Suro, Kamis 21 September 2017. Ribuan warga tersebut berdatangan dan mengambil posisi duduk mengitari bangsal Ponconiti, lokasi tempat para abdi dalem menabuh gamelan sambil menunggu tengah malam.

Lintang Arum Dalu, 25, seorang warga Temanggung Jawa Tengah mengaku sengaja datang ke perayaan Suro Keraton Yogya karena belum pernah menyaksikannya langsung. "Cuma ingin rasa penasaran saya terpuaskan, engga pernah lihat langsung, jadi datang mumpung ada waktu," ujar Dalu.

Baca juga: Malam Satu Suro, Alasan Puro Pakualaman Siapkan Lakon Durna ...

Masyarakat yang datang langsung mendapatkan suguhan dari para abdi dalem berupa nasi gurih dengan takaran pincuk kecil dan lauk suwir ayam. Nasi gurih sebagai simbol agar hidup manusia tidak hambar setelah melakukan refleksi diri kepada Tuhan. Sambil mendengarkan paparan sejarah perayaan Suro dari abdi dalem, para warga itu menunggu lonceng Brojonolo Keraton berbunyi 12 kali sebagai pertanda dimulainya tapa bisu mubeng beteng.

Saat prosesi tapa bisu atau berjalan mengelilingi beteng Keraton tanpa bicara itu, perwakilan peserta paling depan akan diberi bunga cempaka putih atau disebut Kembang Kantil. Kembang kantil itu diselipkan itu telinga peserta sebagai simbol bahwa dalam prosesi itu peserta ikut berserah diri pada sang Kuasa untuk menjalani jalan hidup lebih baik di masa depan.

Baca juga: Kirab Malam Satu Suro Mangkunegaran, Peserta Dilarang Selfie

Ketua Panitia Perayaan 1 Suro Keraton Yogya Kanjeng Raden Tumenggung Gondho Hadiningrat kepada Tempo menuturkan, pihaknya bersyukur perayaan Suro tahun ini abdi dalem kompak. "Tahun lalu ada kelompok abdi dalem yang merayakan Suro pada malam sebelumnya lebih dulu karena beda persepsi soal tanggal perayaan Suro," ujarnya.

Perayaan Suro Keraton Yogya, ujar Gondho, menganut kalender Sultan Agungan atau Dal. Perhitungannya setiap delapan tahun sekali. Dengan menganut hitungan itulah, maka sebenarnya perayaan Suro sudah bisa dipastikan. "Tanggal 1 Suro pasti jatuhnya malam Jumat Kliwon," ujarnya.

Baca juga: Mangkunegaran Gelar Tapa Bisu Sambut Tahun Baru Jawa

Dan perhitungan tahun baru versi Keraton itu sudah berlaku sejak pukul 18.00 WIB. Acara mubeng beteng di masa silam semacam ronda malam menjaga keraton. Namun dengan perkembangannya tradisi ronda para abdi dalem ini kemudian menjadi sarana untuk refleksi diri. "Doa-doa dipanjatkan dalam hati oleh para peserta masing masing, khususnya dirinya sendiri, untuk masyarakat dan untuk Indonesia ," ujar Gondho.

PRIBADI WICAKSONO