Bisnis, Jakarta - Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono sempat mengungkapkan tingginya angka backlog kebutuhan perumahan 11,38 juta unit. Angka jumlah pesanan itu menunjukkan kebutuhan akan properti, atau rumah pada sedikitnya 10 juta keluarga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tersebut.

Baca juga: Pemerintah Targetkan Bangun 4 Juta Unit Rumah Murah Hingga 2019

"Peran pengembang sangat strategis untuk mengurangi backlog kepemilikan perumahan," ujar Maryono dalam pembukaan BTN Golden Property Award 2017 di Dian Ballroom, Gedung Ciputra World I, Jakarta, Senin, 11 September 2017.

Muryono berkata pihaknya ikut andil mengurangi backlog perumahan dengan mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. Hal itu didukung pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan fasilitas kemudahan LTV (Loan To Value).

Dia mengklaim bahwa BTN, pada semester pertama 2017, telah menyalurkan KPR dan dukungan pembiayaan perumahan hingga lebih 370 ribu unit, atau sebesar Rp 39 triliun. Jumlah itu setara dengan lebih dari setengah target BTN, yaitu 666 ribu unit.

"Kebijakan pemerintah ikut mendorong percepatan program sejuta rumah dan menjaga momentum pertumbuhan properti," ujar Maryono.

Kebijakan yang dimaksud, antara lain kemudahan perizinan terhadap pengembang perumahan subsidi relaksasi aset terhadap pinjaman atau LTV, serta penurunan bunga acuan dan besaran anggaran subsidi KPR bagi MBR.

YOHANES PASKALIS PAE DALE