Bisnis, Jakarta - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di pekan ini, 4-8 September, kembali melemah. IHSG turun 0,12 persen atau lebih baik dari pekan sebelumnya yang turun 0,87 persen.
Level tertinggi IHSG pekan ini berada di level 5.866,99. Di pekan sebelumnya, level tertinggi IHSG mencapai 5.914,48.
Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan koreksi IHSG terimbas pergerakan bursa saham global. Rupiah yang sempat melemah juga menjadi sentimen negatif. "Selain itu, masih adanya aksi jual turut menekan IHSG," kata dia seperti dilansir keterangan tertulis, Minggu, 10 September 2017.
Pelemahan IHSG sudah terlihat sejak awal pekan ini karena melanjutkan penurunan dari pekan kemarin. Meski terdapat rilis data makro ekonomi, IHSG belum beranjak dari zona merahnya.
Di awal pekan, Badan Pusat Statistik merilis terjadinya deflasi pada Agustus sebesar 0,07 persen. Namun muncul pandangan deflasi disebabkan menurunnya daya beli. Sementara dari luar, IHSG terimbas melemahnya sejumlah indeks saham Asia setelah Korea Utara kembali meluncurkan rudal.
"Bahkan kondisi kian diperparah dengan kembali melemahnya rupiah dan meningkatnya aksi jual asing," ujarnya.
IHSG mampu bergerak ke zona hijau setelah muncul aksi beli yang memanfaatkan kondisi pelemahan sebelumnya. Beberapa saham big cap kembali menjadi incaran pelaku pasar.
IHSG juga terimbas pergerakan variatif bursa saham Asia yang dibarengi dengan kenaikan pada pasar saham Eropa. Rupiah yang sempat menguat pun turut mendukung menghijaunya IHSG.
Namun IHSG tak bertahan lama di zona hijau. Pergerakan bursa saham Amerika melemah, begitu pula dengan laju rupiah. Aksi jual asing pun berlanjut sehingga IHSG kembali ke zona merah.
Setelah sempat melemah, laju IHSG kembali mengalami kenaikan seiring aksi beli yang kembali masuk dengan memanfaatkan pelemahan sebelumnya. Volume beli menjaga IHSG untuk tidak melemah lebih dalam dari perdagangan sebelumnya. IHSG pun memiliki peluang berbalik naik. "Kembali masuknya saham-saham big caps turut membantu laju IHSG bertahan di zona hijau meskipun terhadang oleh masih adanya aksi jual asing," kata Reza.
Pergerakan positif yang dibarengi dengan kenaikan volume beli mampu menguatkan posisi IHSG untuk dapat bergerak positif. Kenaikan IHSG ini terjadi di tengah variatif melemahnya laju bursa saham Asia. Penguatan signifikan setelah mendapat sentimen positif dari pernyataan optimis Menteri Keuangan terkait defisit anggaran dan ekonomi Indonesia turut menopang perjalanan IHSG.
Sepekan ini, asing mencatat nett sell Rp 6,51 triliun. Jumlahnya jauh lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya yang hanya Rp 1,48 triliun. Maraknya aksi jual yang terjadi hingga pekan ini membuat nilai transaksi asing tercatat jual bersih Rp 5,77 triliun (YTD).
VINDRY FLORENTIN