Nasional, Yogyakarta - Tahapan proses seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS Harus Lewati Ambang Batas untuk Lolos Seleksi
Artinya, satu kursi untuk formasi dengan pendidikan minimal jenjang S1 harus diperebutkan setidaknya 229 pelamar. Tak berbeda dengan formasi yang tersedia untuk pendidikan minimal SMA. Dari kebutuhan 160 kursi, ada 4.756 pelamar dari berbagai daerah.
Berdasarkan pantauan Tempo, suasana hari kedua tahap verifikasi di Kantor Kemenkumham DIY relatif lebih senggang dibanding hari pertama yang berjubel. Petugas yang memverifikasi data peserta juga dilipatgandakan menjadi dua tim atau total sebanyak enam orang.
Suwarno menuturkan, meski pelamar cukup banyak, banyak pelamar yang tak lolos saat tahap awal verifikasi dan registrasi. Misalnya pada hari pertama Senin 11 September 2017, dari 830 peserta yang dijadwalkan melakukan verifikasi data, hanya 702 orang yang lolos.
Peserta yang tak lolos itu kebanyakan untuk formasi dengan jenjang pendidikan minimal SMA. Misalnya hari pertama ada 70 orang dicoret karena tinggi badan tak mencapai ketentuan (160 cm untuk laki-laki dan 155 cm untuk perempuan). Selain itu ada 54 orang tidak hadir dan lainnya karena kelengkapan administrasi tak beres.
Pada hari pertama bagi jenjang S1 langsung mengikuti tes tertulis tahap pertama (seleksi kompetensi). Hasilnya dari gelombang yang diikuti 1072 peserta yang lolos ada sebanyak 266 orang untuk mengikuti tes selanjutnya berupa wawancara.
Panitia penerimaan seleksi CPNS Kantor Kemenkumham, DIY lainnya, Aris Supriyadi, menuturkan persyaratan berkas administrasi seleksi CPNS kali ini sebenarnya terhitung lebih mudah dibanding periode sebelumnya. Hanya saja pelamar sering kurang cermat sehingga langsung dicoret.
“Berkas asli yang perlu dibawa saat verifikasi hanya surat lamaran asli, sedangkan berkas lainnya fotokopi, kalau dulu kan berkas lebih banyak dan yang dibawa semua harus asli,” ujar Aris.
Seorang pelamar tes CPNS Kemenkumham, Martin Firmansyah, 21 tahun, memilih mendaftar untuk formasi dengan jenjang pendidikan minimal SMA karena lebih banyak kuotanya.
Mahasiswa semester akhir di kampus Amikom Yogya itu membidik posisi sipir atau penjaga tahanan karena menurutnya peluang diterima lebih besar. “Yang pertama jadi patokan biasanya jumlah formasi yang tersedia, dan posisi sipir ini kabarnya butuh banyak orang,” ujar mahasiswa asal Purbalingga Jawa Tengah itu.
Karena mendaftar lain daerah atau beda domisili, Martin menggunakan syarat tambahan surat keterangan domisili. “Proses pendaftarannya lewat website cepat, tak ada kendala,” ujarnya.
Untuk jenjang minimal S1, formasi CPNS yang ditawarkan seperti dokter, pembimbing kemasyarakatan, analisis keimigrasian, penata keuangan, hingga auditor dan perawat tingkat pertama. Sedangkan untuk jenjang minimal SMA, formasi yang disediakan seperti sipir atau penjaga tahanan dan pemeriksa keimigrasian terampil.
PRIBADI WICAKSONO