Sebagai mega proyek baru Lippo Group, Meikarta dirancang berlokasi dengan Karawang, Lippo Cikarang, Jababeka, MM2100 dan yang lainnya. Lippo akan membangun Meikarta dengan  fasilitas dan infrastruktur berskala internasional seperti shopping mall,  Rumah Sakit Internasional, International Financial Centre, Hotel bintang lima, Perpustakaan Umum, Opera Theatre dan Art Centre, SD Internasional dan National Plus, SMP serta  SMA Nasional dan Internasional, Universitas dengan reputasi internasional, Pusat Riset Industri, Internasional Exhibition Centre (ICE) dan Indonesia Silicon Valley.

Semua bangunan yang berdekatan satu dengan lainnya dihubungkan oleh sky bridge untuk memudahkan orang-orang bermobilitas. Lalu untuk pergerakan dari satu gedung ke gedung lainnya yang jaraknya cukup jauh, atau menuju berbagai pusat kegiatan disiapkan alat transportasi internal berupa APM (Automated People Mover) yang dapat menghubungkan semua bagian titik di Meikarta.

APM ini bentuknya adalah monerel. Transportasi umum yang dibangun khusus ini memiliki lintasan tunggal dari beton atau baja dan mampu menampung cukup banyak penumpang. Monorel biasanya dirancang melayang (elevated) dari jalan raya atau bisa juga disediakan di atas jalan raya seperti kota-kota di Eropa. Beberapa kota besar dunia seperti Sydney Australia memiliki lintasan monorel melayang dan terminalnya dibangun di gedung-gedung yang strategis. Untuk kawasan lebih kecil, komplek The Palace di Johannesburg Afrika Selatan juga menggunakan monorel untuk menghubungkan satu bangunan ke bangunan lain.  Daya tampung moda transportasi ini bisa mencapai ratusan orang, bergantung dari berapa gerbong yang dibawa monorel ini.

Karena rel terbuat dari beton atau baja sedangkan roda keretanya terbuat dari karet, sehingga suara kereta  monorel tidak akan sebising kereta api konvensional. Monorel lebih ringan dari kereta konvensional. Kereta pada jalur monorel ini dapat menanjak, menurun dan berbelok lebih cepat apabila dibandingkan dengan kereta konvensional. Dari sisi keamanan monorel lebih aman karena kereta seolah ‘memegang’ rel, sehingga resiko tergelincir jauh lebih kecil. Mengenai biaya perawatan dan pembangunan, kereta monorel jauh lebih murah dibandingkan dengan kerea konvensional.

Dengan rekor ketepatan waktu  sekitar 98 persen, keandalan kinerja dan operasional, monorel secara konsisten menyediakan kualitas perjalanan terbaik yang terus meningkat dan selalu tersedia untuk setiap penumpangnya. Menurut catatan, dalam lebih dari dua miliar perjalanan kereta monorel di seluruh dunia, tidak  ada satupun laporan kecelakaan yang mengakibatkan penumpang meninggal dunia.  Juga tercatat belum pernah terjadi tabrakan antara monorel dengan jenis kendaraan lain. 

Saat ini sudah banyak negara di dunia yang menggunakan sistem jalur kereta api monorel, seperti di Jepang, Malaysia, Singapura, Cina, Korea Selatan, Belgia, Jerman, Italia, Russia, Irlandia, Inggris, Amerika Serikat dan juga Brazil.

Bila di Meikarta monorel sudah terbangun, maka keinginan orang untuk naik transportasi jenis ini bisa segera terpenuhi. Tak seperti Jakarta yang bertahun-tahun disuguhi tiang monorel tanpa pernah tahu kapan mode transportasi ini dapat digunakan.(*)