Dunia, Pyongyang - Korea Utara adalah sebuah negeri mengerikan bagi para pembelot.  Salah seorang pembelot yang menggunakan nama samaran bercerita blak-blakan tentang kepemimpinan Kim Jong-un di Korea Utara.

Pembelot itu menyebut dirinya bernama Hee Yeon Lim. Dia anak perempuan dari seorang tentara berpangkat Kolonel Angkatan Darat, mengaku menjadi saksi tangan pertama dari kesadisan Kim Jong-un.

Hee Yeon Lim mengatakan kepada media bahwa Kim melakukan eksekusi terhadap orang-orang yang berkhianat dengan cara sangat brutal. "Kim menggunakan amunisi senjata anti-pesawat untuk merobek-robek manusia," kata dia menggambarkan kekejaman Kim.

Saksi lainnya adalah Hee Yeon, 26 tahun, dan seorang elite Pyongyang yang meninggalkan Korea utara dua tahun lalu. Keduanya melihat bagaimana Kim mengeksekusi sekitar selusin musisi karena memproduksi sebuah rekaman video yang tidak dikhendaki oleh rezim.

Baca: Korea Utara Sebut Pidato Trump di PBB Seperti Anjing Menggonggong 

"Kami diperintahkan meninggalkan kelas kami oleh pasukan keamanan dan menuju Akademi Militer di Pyongyang. Di sana, ada semacam stadion," kata Hee Yeon kepada Mirror dari lokasi rahasia di Seoul.

"Selanjutnya, para musisi itu dibawa keluar dalam kondisi mata dan kepala tertutup agar tidak bersuara, minta belas kasih atau berteriak," kata Hee Yeon. "Mereka dicambuk hingga senjata anti-pesawat tiba."

"Sebuah senjata dengan suara memekakkan telinga ditembakkan kepada satu pesatu musisi itu. Setiap musisi itu ditembak dengan senjata tersebut, wujudnya langsung hilang. Mayat mereka ditiup angin, hancur total, darah yang tersisa terbang ke mana-mana."

Peristiwa yang dilihat Hee Yeon itu membuat perutnya terasa mual. "Ada sekitar 10 ribu orang diperintahkan melihat eksekusi hari itu dan saya berdiri 60 meter dari para korban," jelasnya kepada wartawan. Eksekusi semacam ini diyakini sudah biasa terjadi di Korea Utara.

Ri Jong Ho, seorang mantan pegawai negeri sipil, mengungkapkan Kim mengumbar teror diawal memimpin Korea Utara. "Diktator muda itu membunuh ratusan orang," katanya. "Rezim membunuh ratusan orang termasuk pejabat, rekan-rekan mereka, keluarga mereka, dan anak-anak mereka dengan senjata mesin berat," kata Ri kepada Voice of America, Juni 2017.

Kim dilaporkan mengeksekusi lima pejabat senior dengan senjata anti-pesawat terbang karena dianggap memberikan informasi palsu tahun ini. Kim juga melakukan hal yang sama terhadap seorang pejabat senior yang tertidur selama mengikuti pertemuan dengan para pemimpin tinggi.

Hee Yeon mengungkapkan, para antek Kim pernah mengambil paksa beberapa gadis sekolah Korea Utara dari rumah mereka untuk dipaksa menjadi budak seks. "Para pejabat itu mendatangi sekolah dan mengangkut para gadis itu untuk bekerja di sala satu dari ratusan 'rumah' di sekitar Pyongyang," kata Hee Yeon. "Mereka mengambil gadis tercantik, berkaki lurus dan mulus."

"Para gadis itu harus tidur bersama dia dan mereka tidak boleh melakukan kesalahan atau keberatan. Bila itu dilakukan, mereka bakal lenyap di permukaan bumi," paparnya di depan wartawan setelah mengutip laporan dari temannya tentang kondisi rezim di Korea Utara.

DAILY CALLER | CHOIRUL AMINUDDIN