Bisnis, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani melontarkan pujiannya pada novelis Tere Liye. Tere Liye yang ternyata satu almamater dengan Sri Mulyani di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dipuji setelah mengkritik kebijakan pajak bagi penulis.

Menurut Sri Mulyani, Tere adalah penulis yang sangat paham mengenai seluk beluk perpajakan. "Bangga saya punya teman alumni FEUI yang tidak hanya pintar substansi ekonomi dan perpajakan tetapi juga piawai serta indah dalam menulis cerita," ujarnya seperti dikutip dari laman Facebooknya, Senin, 12 September 2017.

Tere Liye mengharapkan agar dalam penghitungan pajaknya dapat memperhitungkan upaya jerih payah dan biaya yang dikeluarkan selama proses penulisan. Atas dasar itu, kata Sri Mulyani, Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Pajak telah mengakomodasi dengan kebijakan bahwa biaya tersebut dapat dikurangkan melalui penggunaan norma. Norma adalah suatu kemudahan yang diberikan kepada Wajib Pajak yang tidak menyelenggarakan pembukuan.

Sebelumnya, Novelis Tere Liye mengeluhkan pajak penghasilan penulis yang dinilianya terlampau tinggi dibandingkan dengan pengusaha maupun profesi lainnya. “Kalian harus sopan sekali kepada penulis buku, karena dia membayar pajak lebih banyak dibanding kalian semua,” ujar Tere dalam laman Facebooknya, Selasa, 5 September 2017.

Baca Juga: Dewi Lestari Apresiasi Respon Kilat Pemerintah Soal Pajak Penulis

Tere mengatakan, tingginya pajak untuk penulis lantaran menurut dia penghasilan penulis dianggap super netto. “Karena penghasilan penulis buku disebut royalti, maka apa daya, menurut staf pajak, penghasilan itu semua dianggap super netto. Tidak boleh dikurangkan dengan rasio NPPN, pun tidak ada tarif khususnya,” ucapnya.

Dalam setahun terakhir, dia mengaku telah mengirim surat kepada pemerintah, di antaranya Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan dan Badan Ekonomi Kreatif untuk mengajak berdiskusi mengenai tingginya pajak seoarang penulis. Namun, dia mengaku tidak memperoleh hasil. “Apa hasilnya? Kosong saja. Bahkan surat-surat itu tiada yang membalas, dibiarkan begitu saja nampaknya,” kata dia.

Akhirnya Tere Liye memutuskan menghentikan penerbitan bukunya di penerbit-penerbit per 31 Juli 2017. “Dua puluh delapan buku saya tidak akan dicetak ulang lagi, dan dibiarkan habis secara alamiah hingga Desember 2017,” kata Tere Liye.

CAESAR AKBAR