Metro, Jakarta - Kepergian suporter lain dari tribun selatan ke tribun timur.
Baca : Kasus Tewasnya Suporter Indonesia Vs Fiji, Polisi Periksa 2 Saksi
Jenazah Catur dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Kober, Klender, Jakarta Timur pada Ahad siang, 3 September 2017.
Keluarga dan kerabatnya mengenang Catur sebagai sosok yang baik serta taat beribadah. "Enggak pernah ada omongan yang tidak enak didengar sama saya," kata kakek Catur, Muhammad Raqib seusai pemakaman.
Catur dikenang sebagai anak yang patuh kepada orang tuanya. Sebelum meninggal, dia berencana memberangkatkan ibunya untuk melaksanakan umroh. "Selalu salam ke orang tua sebelum dan sesudah pulang kerja," kata Raqib. Namun, cita-cita pria 32 tahun tersebut sirna setelah peristiwa nahas tersebut.
Menurut Cholid, keponakan Catur, ibunya sempat melarangnya pergi menyaksikan laga tersebut. "Janga, nanti capek," kata dia menirukan omongan ibu Catur.
Simak pula : Polisi Sita Barang Kasus Tewasnya Suporter Timnas di Bekasi
Namun, Catur bersama keponakan dan sepupunya tetap berangkat. SEtelah peluit terakhir ditiup wasit, sebuah kembang api dari penonton nyasar mengenai kening Catur. Nyawanya tak tertolong dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Mitra Bekasi Barat.
Mertuanya, Nur Hasan, sempat mendapat firasat kepergian Catur. "Saya mimpi punya burung bagus, tapi tiba-tiba terbang," kata dia. Dia mengatakan, teman-teman Catur juga menerima firasat serupa. "Dia Whatsapp bilang salam lalu temannya balas tapi nggak dijawab lagi."
Hafiz, anak semata wayang Catur yang baru berusia 2,5 tahun, hingga kini belum mengetahui kepergian ayahnya untuk selamanya. "Dia enggak nangis, malah tanya papanya kemana," kata Hasan.
ZARA AMELIA