Gaya, Jakarta - Kepala Koordinator Into The Light Indonesia Benny Prawira mengajak masyarakat untuk lebih banyak mendengarkan keluh kesah keluarga atau sahabat di sekelilingnya. Benny mengatakan kegiatan mendengarkan ini dapat menanggulangi krisis Kasus Bunuh Diri, Sudah Saatnya Ada Badan Khusus Kesehatan Jiwa

Ia mengajak agar masyarakat menahan semua penghakiman, dan asumsi pribadi tentang orang yang hendak bunuh diri. Dengan begitu, seseorang secara perlahan bisa belajar untuk hadir, mendengar, dan menyimak setiap kisah yang ada.

Benny mengatakan kegiatan mendengarkan dan membicarakan permasalahan bunuh diri penting untuk dibangun. Ia pun mengingatkan bahwa upaya pencegahan bunuh diri tidak hanya tugas psikolog, psikiater, dan perawat jiwa atau tenaga profesional kesehatan jiwa. Partisipasi aktif dari masyarakat dapat menumbuhkan harapan untuk kondisi yang lebih baik."Sekarang saatnya mengembangkan potensi kita sebagai makhluk sosial dengan belajar untuk mendengar dan menyimak kehidupan sesama," kata Benny.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2001, telah memprediksi depresi akan menjadi penyebab beban penyakit kedua tertinggi di seluruh dunia pada tahun 2020. Depresi adalah faktor risiko terbesar untuk perilaku bunuh diri. Pada 2012, lembaga itu pun mengeluarkan angka bunuh diri di Indonesia mencapai 9.105 nyawa. Lima tahun kemudian WHO meluncurkan publikasi terbaru yang menyatakan setidaknya empat persen dari siswa berumur 13-17 tahun telah mencoba bunuh diri minimal sekali dalam setahun terakhir. "Angka ini tentangnyawa dan kehidupan yang bertautan dengan kehidupan orang di sekitar mereka," kata Benny.

MITRA TARIGAN