Bola, Jakarta - Meninggalnya seorang suporter, Catur Yuliantono, dalam laga Isak Tangis Warnai Pemakaman Suporter Timnas Korban Kembang Api
Akmal menyatakan, SOS (lembaga nirlaba pemerhati sepak bola) sangat prihatin dan berbela sungkawa atas meninggalnya Catur. Menurutnya, kejadian ini harus menjadi renungan dan introspeksi bersama dalam dunia sepak bola. Banyak hal yang harus segera dibenahi secara serius terkait keamanan dan kenyamanan penonton.
Akmal menjelaskan, berdasarkan hasil investigasi tim Relawan SOS, Panitia Pelaksana pertandingan tim nasional saat melawan Fiji sudah bekerja maksimal menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP). Barang-barang yang dilarang masuk ke stadion sudah diamankan jelang pertandingan. Minuman botol diganti dengan plastik. Rokok atau korek api juga diamankan.
Tetapi menurutnya, panitia pelaksana lalai dan kecolongan di babak kedua. Beberapa pintu masuk dibuka bebas, penonton bisa keluar masuk membawa botol minuman, mi gelas, makanan ringan, dan lain-lain
“Ini kebiasaan panpel kita. Bukan cuma di level timnas, tapi juga klub. Mungkin perhatian mereka terfokus menyaksikan pertandingan sehingga kecolongan di saat-saat krusial. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama untuk kedepannya,” kata Akmal.
Catur Yuliantono meninggal dunia karena terkena ledakan petasan saat menyaksikan Timnas Indonesia beruji coba melawan Fiji di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu, 2 September 2017. Catur, 32 tahun, suporter asal Duren Sawit, Jakarta Timur, mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Mitra, Bekasi Barat dan dimakamkan pada Ahad, 3 September 2017 di Jakarta Timur.
DEWI NURITA