Nasional, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak para dermawan (aghniya’) untuk meningkatkan potensi zakat dan infak di peringatan Tahun Baru Islam 1439 Hijriah. Ketua Majelis Ulama Indonesia Muhyiddin Junaidi menilai banyak situasi sosial saat ini yang membutuhkan bantuan seperti kasus kekerasan terhadap warga muslim Rohingya.
“Masyarakat disuguhkan oleh berita yang memiriskan, seperti kasus muslim Rohingya di Rakhine,” kata Muhyiddin kepada Tempo, Kamis, 21 September 2017. Menurut dia, pengungsi Rohingya tidak hanya membutuhkan penyelesaian politik, namun juga bantuan finansial.
Baca : Tahun Baru Islam, Penduduk UEA Siap-siap Libur Panjang
Kekerasan terhadap kelompok muslim Rohingya masih terjadi sampai saat ini. Ribuan etnis Rohingya masih terjebak di dua desa terpencil di negara bagian Rakhine State, Myanmar. Sementara sebagian lain sudah berhasil mengungsi ke negara tetangga, Bangladesh.
Berbagai negara mulai menggalang aksi simpati. Raja Arab Saudi Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud telah memerintahkan kerajaan mengalokasikan dana sebesar US$ 15 juta atau sekitar Rp 200 miliar untuk pengungsi Rohingya.
Baca : Tahun Baru Islam, Ada Pawai Taaruf untuk Kaum Muda Muslim
Pemerintah Indonesia juga ikut mengirim bantuan berupa makanan dan perlengkapan dengan berat mencapai 54 Ton. Kamis pekan lalu, bantuan tersebut telah tiba di Bandara International Shah Amanat, Chittagong, Bangladesh dan dibagikan kepada ribuan pengungsi di Kota Cox Bazaar.
Muhyiddin mempersilahkan siapa saja untuk mengkritik bahkan mencaci maki upaya penyelesaian krisis Rohingya. Menurut dia, hal tersebut merupakan bagian dari kebebasan berpendapat. Tapi disaat bersamaan, ujarnya, rasa solidaritas harus juga ditunjukkan. “Khususnya para aghniya,” kata Muhyiddin.
Potensi zakat dan infak dari para dermawan, kata Muhyiddin, bisa dikelola secara baik untuk membangun tata sosial kehidupan masyarakat. Upaya tersebut menurut dia merupakan refleksi dari nilai kasih sayang antar sesama dalam peringatan tahun baru Islam saat ini.
Tak hanya Rohingya, kata Muhyiddin, bantuan finansial pun sangat dibutuhkan di dalam negeri. “Di dalam negeri kan juga masih banyak, terutama masalah kemiskinan,” ujarnya.
Peringatan Tahun Baru Islam tahun ini jatuh pada 21 September 2017. Sejak Rabu sore lalu, masyarakat muslim Indonesia menyelenggarakan kegiatan mulai dari berdoa bersama hingga pawai obor.
FAJAR PEBRIANTO