Nasional, Jakarta - Penyembelihan hewan kurban saat Idul Adha merupakan cara Nabi Ibrahim mengajarkan bersedekah. “Oleh Nabi Ibrahim, kurban disembelih dan dipersembahkan kepada Tuhan, tapi dagingnya harus dimakan bersama orang lain dan dibagikan,” demikian catatan Syahirul Alim, blogger Indonesiana yang menuliskan pemaknaan kurban dan sedekah sosial di Indonesiana, Kamis, 31 Agustus 2017.

Baca: Aris Budiman Laporkan Novel Baswedan ke Polda, Begini Respons KPK

Blogger aktif Indonesiana ini menjelaskan, Ibrahim mengajarkan sedekah sosial melalui kurban. Menurut Syahirul, kata kurban berasal dari kata qoriba dalam bahasa Arab yang kemudian dibendakan (mashdar) menjadi qurban. “Ini lekat juga maknanya dengan istilah kurban yang oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebut sebagai persembahan kepada Allah (seperti biri-biri, sapi, unta yang disembelih pada hari lebaran haji,” Syahirul menuliskan.

Orang yang berkurban pasti ingin mempersembahkan kepada Tuhannya. Tapi pada saat bersamaan, ia ingin berbagi. "Inilah bentuk nyata yang diistilahkan bahasa agama sebagai hablum mina allah wa hablum mina an-naas, yaknihubungan simultan antara manusia dengan Allah dan sesamanya."

Baca juga: Perempuan Bisa Jadi Raja di Yogya, Adik Sultan: Akan Picu Konflik

Syahirul menuliskan, tradisi penyembelihan hewan kurban ini berlanjut, hingga sampai di masa Rasulullah Muhammad SAW, satu-satunya nabi yang berasal dari garis keturunan Ismail, putra Ibrahim.

Selengkapnya klik di sini.

INDONESIANA | ISTI