Bisnis, Jakarta - Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas tentang petani korporasi di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 12 September 2017. Dalam pengantarnya Jokowi mengatakan tujuan utama menjadikan petani sebagai korporasi ialah meningkatkan kesejahteraan petani.

"Kalau dilihat yang berkaitan dengan kesejahteraan petani, nilai tukar petani adalah masalah yang sangat fundamental," ujar Jokowi, Selasa, 12 September 2017.

Makna korporasi, ujar Jokowi, bukan menjadikan petani berada di bawah pemilik modal atau konglomerat. Ia mengatakan petani korporasi artinya proses pengelolaan hasil pangan dengan memanfaatkan teknologi atau manajemen modern.

Jokowi tidak ingin petani Indonesia berkutat melulu di sektor hulu, seperti budidaya atau produksi. Menurut dia, sudah saatnya petani mengoptimalkan aspek distribusi atau bisnis pengolahan. Presiden menilai yang bisa mendongkrak nilai tambah petani ialah dengan mengoptimalkan sektor agrobisnis.

Sebagai contoh, presiden menjelaskan, petani padi mesti bisa mengolah hasil panennya. Proses pengolahan itu mulai dari memiliki mesin penggilingan hingga proses pengemasan produk. "Petani mestinya memiliki industri pengolahan pascapanen. Kalau beras misalnya ke tepung," kata Jokowi.

Jokowi berharap upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani bisa dilakukan secara bersama antarpetani. Dengan membentuk kelompok tani, lanjutnya, upaya penerapan manajemen dan penerapan aplikasi teknologi bisa dijalankan.

ADITYA BUDIMAN