Nasional, New York - Menteri Luar Negeri RI Menteri Luar Negeri Retno Marsudi Koleksi Bandana Penangkal Angin

"Puji syukur Alhamdulillah apa yang dilakukan oleh Indonesia selama ini di bidang diplomasi kemanusiaan dan perdamaian dilihat oleh dunia," kata Menlu Retno Marsudi setelah menerima penghargaan di New York, Rabu, 20 September 2017.

Di depan tokoh perempuan dunia, Retno menyampaikan perempuan memiliki kekuatan yang cukup besar untuk menjadi bagian dari solusi tantangan-tantangan dunia.

Menurut Retno, perempuan dianugerahi kelebihan oleh Tuhan, yaitu naluri keibuan sehingga lebih mengutamakan penggunaan dialog daripada ancaman atau penggunaan kekerasan. Dialog, kata dia, bisa menjembatani perbedaan dan bisa mencegah peperangan untuk menciptakan dunia yang lebih damai. "Oleh karena itu, di dalam diplomasi, saya selalu mengutamakan dialog," kata Retno.

Simak pula: Bahas Rohingya, Menteri Retno ke Myanmar Temui Aung San Suu Kyi

Sementara itu, Retno melanjutkan, Pemerintah RI telah menerapkan sejumlah kebijakan untuk mengarusutamakan kesetaraan gender. Misalnya, kata dia, Kementerian Luar Negeri telah menerapkan kebijakan Day Care yang memungkinkan para diplomat dan pegawai perempuan untuk menitipkan anaknya sehingga mereka bisa bekerja sekaligus dekat dengan buah hatinya.

Kebijakan tersebut memudahkan para pegawai perempuan yang tinggal jauh dari tempat kerjanya sehingga mereka tidak perlu bolak-balik dari rumah ke kantor untuk mengasuh anaknya.

Saat menyerahkan penghargaan kepada Retno, Lakhsmi Puri mengatakan bahwa Menlu RI telah menjadi inspirasi dan panutan bagi perempuan Indonesia dan dunia. Melalui kepemimpinannya, diplomasi Indonesia telah memperjuangkan kesetaraan gender di forum regional dan global.

"Dia juga telah menjadi sorotan di kawasan dan global lewat diplomasi yang sangat sensitif di kawasan termasuk di dalam konteks Myanmar," kata Lakhsmi.

Empat tokoh perempuan dunia lain yang juga menerima penghargaan agen perubahan adalah, Presiden Republik Chile Michele Bachelet Jeria, Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg, Menlu dan Wakil Perdana Menteri Swedia Margot Wallstrom, dan Ketua Persatuan Perempuan Uni Emirat Arab Sheikha Fatima bint Mubarak.

ANTARA