Metro, Tangerang - Satu anggota Polsek Cisauk menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan belasan pelajar. Pengeroyokan ini berlangsung di Jalan Raya Puspiptek, tepat di depan SMA Negeri 2 Tangerang Selatan. “Pelakunya memakai seragam putih abu-abu,” kata Dadan Rusdana, guru SMA Negeri 2 Tangerang Selatan, Selasa, 12 September 2017.

Dadan tidak mengetahui kejadian awal pengeroyokan itu. Dia mendegar suara gaduh suara di luar sekolah saat bersiap untuk pulang. "Kejadiannya sekitar pukul 17.30,” katanya. Karena curiga, Dadan bergegas mencari tahu. "Ketika saya keluar sekolah saya lihat anak sekolah lain dan ada yang membawa celurit."

Tanpa pikir panjang Dadan menutup pintu gerbang dan meminta siswa-siswanya tidak keluar dari sekolah. Pada saat bersamaan, dia melihat sejumlah pelajar kocar-kacir dikejar penduduk. Dadan kemudian keluar dari sekolah lalu ikut memburu para pelaku. "Satu orang yang lari ke lapangan ditangkap, lalu diperiksa dan tasnya ada celurit," kata dia.

Sebanyak 14 pelajar ditangkap. Mereka dibawa ke pos polisi Muncul yang jaraknya sekitar lebih 700 meter dari SMA Negeri 2. "Tak lama anggota Polsek Cisauk datang membawa pelaku," katanya.

Ajun Inspektur Satu Sugiri yang menjadi korban pengeroyokan mengatakan, tidak menyangka bakal mendapat serangan dari para pelajar itu. Dia mengalami luka memar dipunggung dan luka terbuka di pundak akibat terkena sabetan senjata tajam.  "Luka di pundak ini disabet celurit,” katanya saat ditemuai di Asrama Polisi Serpong, Tangerang Selatan.

Menurut Sugiri, awalnya dia melihat ada pelajar yang menumpang truk dan duduk di bamper kendaraan itu. Karena dinilai berbahaya, dia menghentikan truk itu dan meminta pelajar-pelajar itu turun. "Bukannya nurut malah mereka mengeroyok saya," katanya.

Satu pelaku, kata Sugiri, memukul dirinya dengan tangan kosong namun dia berhasil menangkis. Sugiri tidak berkutik ketika pelajar-pelajar ikut menyerang. "Saya hanya bisa menunduk dan tangkis- tangkis saja,” katnaya. “Beruntung warga segera membantu saya.”

Pengalaman buruk itu tidak membuat Sugiri kapok untuk menjalankan tugas sebagai polisi. "Sudah menjadi resiko saya sebagai polisi,” katanya. Dia tidak dendam terhadap para pelajar-pelajar yang mengeroyoknya itu. "Saya sudah maafkan mereka tetapi proses hukum biarlah berjalan.”

MUHAMMAD KURNIANTO