Metro, Purbalingga  - Polres Purbalingga dan Polda Metro Jaya masih menyelidiki kasus Suami Istri yang Dibunuh Adalah Pengusaha Garmen Garmen Pekalongan

Kepala Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Purbalingga, Ajun Komisaris Polisi Tarjono Sapto Nugroho mengatakan koordinasi dengan Polda Metro Jaya dilakukan karena lokasi pembunuhan diduga dilakukan di Jakarta sebelum kemudian dibuang di Sungai Klawing Purbalingga.

"Sejauh ini Polres Purbalingga sudah memeriksa empat saksi diantaranya warga yang bermukim di sekitar jembatan dan warga yang melintasi jembatan," ujarnya saat dihubungi Tempo, Selasa malam 12 September 2017.

Dari keterangan yang didapat dari saksi belum mengarah ke mobil jenis tertentu dan bernopol tertentu. Pembuangan dilakukan di Sungai Klawing Purbalingga, kata Tarjono, dilakukan untuk menutupi jejak pembunuhan dengan membuang korban jauh dari lokasi pembunuhan.
Simak : Suami-Istri Asal Bendungan Hilir Ditemukan Tewas di Purbalingga

Dia menambahkan, pada Selasa, 12 September 2017 pukul 11.00 WIB sebanyak 4 personel tim Polda Metro Jaya membawa barang bukti yang ditemukan di lokasi pembunuhan di Jembatan Klawing. Diantaranya bed cover, mukena, sarung, baju koko, peci, sandal, tali, dan batu bercak darah.

Kedua jenazah, kata Tarjono, Senin petang sudah dikembalikan ke pihak keluarga untuk dimakamkan di tanah kelahirannya di Pekalongan. Pengambilan tersebut setelah kedua jenazah diotopsi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Baca juga : Suami Istri Pengusaha Dibunuh, Ada Sabetan Benda Tajam di Leher

Hasil otopsi pembunuhan diduga dilakukan pada hari Ahad, 10 September 2017. Pada tubuh korban ditemukan luka sayatan akibat sabetan senjata tajam di bagian kepala belakang. Sedangkan luka lebam akibat pukulan benda tumpul di bagian kepala, wajah, tangan, dan kaki.

"Kami menduga sebelum kedua korban dibunuh, mulutnya dibekap. Untuk memastikan tak korban tak berdaya dilanjutkan menggunakan pukulan benda tumpul dan senjata tajam. Kemudian dibungkus bed cover," ujarnya.

BETHRIQ KINDY ARRAZY

Baca juga: Tragedi Debora: 3 Hal Mengindikasikan Rumah Sakit Lalai