Dunia, Pyonyang – Pemerintah PBB: Ekspor Ilegal Korea Utara Capai Rp 3,5 Triliun dalam 6 Bulan

"Langkah-langkah yang akan diambil oleh DPRK akan menyebabkan rasa sakit dan penderitaan terbesar yang pernah dialami Amerika sepanjang sejarah," kata pernyataan yang disiarkan KCNA tersebut, seperti yaang dilansir Guardian pada 11 September 2017.

Dewan Keamanan PBB sedang bersiap untuk bertemu untuk membahas sanksi tambahan kepada Korea Utara. Di tengah persiapan itu, Amerika Serikat dilaporkan berusaha  memenangkan dukungan Cina dan Rusia, yang merupakan dua negara anggota tetap Dewan Keamanan yang belum menawarkan dukungan pasti kepada Washington soal sanksi ini.

Baca: YouTube Tutup 2 Saluran Propaganda Korea Utara

Pemerintah AS pada awalnya menyerukan penghentian ekspor minyak ke Korea Utara dan membekukan aset pemimpinnya, Kim Jong-un.

Namun pada hari Senin, para diplomat mengatakan pembekuan aset telah dikeluarkan dari rancangan resolusi yang direvisi, dan embargo minyak diganti dengan sebuah proposal untuk secara bertahap mengurangi ekspor minyak.

Konsesi lainnya termasuk pelunakan pembatasan yang diusulkan pada orang Korea Utara yang bekerja di luar negeri, di mana mereka memperoleh dana asing yang sangat dibutuhkan untuk rezim tersebut. Para diplomat juga membahas mengenai inspeksi terhadap kapal yang diduga membawa muatan yang dilarang dikirim ke Korea Utara berdasarkan sanksi PBB sebelumnya. Sebuah larangan terkait ekspor tekstil Korea Utara tetap diberlakukan.

Peluncuran rudal Korea Utara baru-baru ini, yang dikombinasikan dengan uji coba nuklir Ahad lalu, menunjukkan upaya negara komunis ini untuk mencapai tujuannya membuat rudal yang bisa membawa nuklir. Rudal ini digadang-gadang mampu mencapai daratan AS.

Cina, yang dilaporkan memasok sekitar 520.000 ton minyak mentah setahun ke Korea Utara, mengecam uji coba nuklir pada pekan lalu itu. Namun negara ini mencoba menghindari pengenaan sanksi yang bisa membuat  ketidakstabilan politik di Pyongyang. Rusia juga mengindikasikan pihaknya menentang embargo minyak.

Pyongyang mengklaim telah menguji sebuah bom hidrogen pada tanggal 3 September, yang dapat dimuat ke rudal antarbenua (Intercontinental Ballistic Missile). Ini  menimbulkan kecaman meluas dan tekanan dunia internasional.

 

GUARDIAN|CNN|YON DEMA